Home » » Bertafakur dari kehidupan seekor ikan

Bertafakur dari kehidupan seekor ikan

Ade slamet | 22.10 | 0 comments
Sudah satu minggu ini ikan sapu-sapuku mati. Sejak saat dia meninggalkan akuarium, baru tiga hari saja tidak dibersihkan, lumut sudah bermunculan di akuarium kesayanganku itu. Aku tak punya waktu untuk membersihkan lumut-lumut itu atau untuk membeli ikan sapu-sapu yang baru.
Suatu hari kudapati lumut sudah memenuhi kaca bagian dalam akuariumku. Kupikir hal ini tidak boleh dibiarkan. Keindahan ikan-ikan kokiku akan tersembunyi jika lumut-lumut itu kurelakan tumbuh dengan sehatnya menemani mereka. Aku tahu ikan sapu-sapu bisa menjadi solusi untuk membantuku membersihkan lumut-lumut itu. Sebab sapu-sapu adalah ikan yang makanan utamanya lumut dalam akuarium atau kolam ikan.
Disela-sela sempitnya waktu, sepulang kerja kusempatkan mampir ke toko ikan dekat rumah. Aku berkeliling mencari ikan hitam yang tidak menarik dan berkulit kasar itu. Akhirnya, kutemukan satu ikan sapu-sapu yang tidak begitu suram kulitnya, namun tetap tidak indah dipandang mata dan kasar kulitnya.

"Berapa harganya, pak?" tanyaku pada si penjual ikan.

"Seribu, mas," jawab si penjual itu.

Segera kusodorkan uang dan setelah itu langsung berjalan menuju rumah. Ikan sapu-sapu itu lalu kucemplungkan ke dalam akuarium. Dengan sigap dan bagai habis lepas dari kurungan, ikan itu langsung meliuk-liuk. Dan betapa senangnya dia menemukan sebuah sisi kaca yang penuh dengan lumut. Ikan itu langsung menempel di kaca penuh lumut tersebut. Tidak peduli dengan ikan-ikan kokiku yang seakan sedang mengerumuni ikan sapu-sapu itu untuk berkenalan. Lagi-lagi karena tidak ada waktu, ikan itu memang hanya kucemplungkan saja tanpa membersihkan akuariumnya. Pikirku weekend nanti pasti aku ada waktu.

Keesokan harinya, saat akan berangkat ke kantor, kusempatkan menyapa ikan-ikan kokiku. Wow, pagi ini mereka tampak begitu indah. Tapi bukankah memang ikan kokiku itu warnanya indah? Eh, tapi kok lain? Warnanya bukan saja indah, tapi begitu bersinar. Terus kuamati ikan-ikan kokiku dengan sirip mereka yang panjang bagaikan kain sutera yang berkibar-kibar seolah ditiup angin. Terus kuperhatikan mereka, sayang rasanya untuk ditinggalkan.
Saat pandanganku tertuju di pojok akuariumku, ada seekor ikan hitam yang tidak bersinar sama sekali. Dia seolah sedang menepi dalam dunianya sendiri dan malu untuk bergabung dengan koki-koki indah itu. Aku tersadar. Ya, ikan-ikan kokiku kembali terlihat begitu indah dan bersinar bukan karena mereka berubah, tetapi keadaan di sekitar merekalah yang berubah. Lumut-lumut yang membuat kaca akuarium buram sudah lenyap! Ya, lenyap! Kaca akuariumku kembali bening sehingga ikan-ikan indahku terlihat semakin indah. Ikan yang tidak menarik yang kubeli kemarin dengan harga murah itu telah melahap habis lumut-lumut itu. Memang untuk itulah ikan itu kubeli, tetapi aku tidak tahu akan mendapat ketakjuban yang luar biasa seperti ini.
Kupandangi kembali ikan hitam yang sedang menyendiri itu. Dia yang tidak menarik itu telah membuat sesuatu yang indah untukku pagi ini. Ikan sapu-sapu sangatlah tidak menarik. Dia tidak punya kelebihan fisik yang dapat dibanggakan. Harganya pun sangat murah. Tetapi Tuhan memberikan kelebihan luar biasa padanya. Dia dapat membersihkan permukaan kaca yang begitu kotor menjadi bening kembali. Itulah yang membuat ikan sapu-sapu begitu dicari-cari oleh siapa saja yang ingin akuarium atau kolam ikannya terbebas dari lumut.
Aku ingat diriku. Begitu banyak protesku pada Tuhan karena aku merasa tidak memiliki kelebihan dari banyak sisi. Tuhan memakai ikan kecil itu untuk menyadarkan aku, "Kuciptakan dirimu bukan untuk hal yang tidak berguna. Engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau. Ketahuilah, engkau ada di dunia ini karena engkau berarti bagi-Ku untuk melakukan hal-hal besar bagi-Ku!"
Aku masih terpaku di depan akuariumku, terus menatap ikan kecil yang tidak menarik itu. Aku seperti menatap diriku. Hari ini Tuhan memberikan aku pelajaran indah dari seekor ikan. Pikiranku terbuka. Aku jadi bisa melihat, ternyata ada banyak hal yang selama ini tersedia disekitarku. Tuhan menyediakan, karena aku berarti dan berharga bagi-Nya. Dalam pandangan mata, aku memang tidak semenarik mereka yang ada di sekelilingku, tetapi ada hal istimewa yang Tuhan berikan padaku --- yang perlu kumaksimalkan- -- dan aku yakin itu akan jadi berkat bagi banyak orang, karena Tuhan yang menganugerahkannya.
Aku beranjak dari depan akuariumku. jam di tanganku sudah menunjukkan waktu untuk segera berangkat ke kantor. Semangatku menapaki hari-hari ke depan kembali menyala. Kuucapkan syukur untuk semua pelajaran indah ini.
Terima kasih Tuhan!




Share this article :
 
Support : Creating Website | Ade Slamet | Mas Template
Copyright © 2011. PROJECT IMPLEMENTASI - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger